「Select Destination」ー「Tokyo, Haneda(HND)/Narita Int'l(NRT)」。。。 "Haneda atau Narita? Keduanya sama-sama di Tokyo... Ah, lebih baik ku pilih saja Narita karena namanya lebih sering kudengar." Begitulah tampilan layar situs penerbangan saat lokasi pendaratan Tokyo dipilih. Haneda dan Narita, keduanya dibangun untuk menjadi gerbang utama para turis, ekspatriat, warga lokal, dsbnya. Berbeda dengan Narita yang sejak dulu dibangun untuk menyambut penerbangan internasional, Haneda dibangun untuk penerbangan lokal (sebelumnya pada 1978 sempat dibuka untuk penerbangan internasional). Namun, pada 2010 Haneda dibuka kembali melayani penerbangan internasional. Lalu bandara mana yang harus dipilih? CNT sendiri lebih suka untuk memulai dan mengakhiri perjalanan di Tokyo dari Haneda karena letaknya yang lebih dekat dengan pusat Tokyo, kurang-lebih 45 menit dari pusat, dibandingkan dengan Narita yang cukup memakan waktu. Selain itu, Haneda (terminal internasionalnya) tidak terlalu besar sehingga memudahkan CNT untuk berpetualang didalamnya. Walaupun demikian, jangan sekali-kali meremehkan bandara yang satu ini! Karena fasilitas dan sarana yang ditawarkan tentu saja hampir sama lengkapnya dengan Narita, walaupun pilihan tokonya lebih sedikit. Mau tahu seperti apa? Mari disimak! Kamar Kecil (Toilet)Tulisan pada artikel ini akan diawali saat CNT menginjakan kaki pukul 09.00 (waktu Jepang) di Haneda. Seberkas cahaya terang yang masuk dari jendela tinggi di sebelah kiri membukakan langkah CNT untuk menuju immigration hall. Sepanjang jalan menuju immigration hall, kurang-lebih setiap 50 meter, Anda akan menemukan kamar kecil, sehingga Anda tidak perlu cemas jika kamar mandi yang Anda jumpai sudah ramai dengan antrian karena Anda akan segera menemukannya kembali, dan dengan kondisi yang tentunya lebih bersih. Jika Anda sudah mengenal Jepang dengan kecanggihan toiletnya, tentunya Anda tidak perlu kaget dengan apa yang Anda temui di kamar kecil. Kamar kecil yang disediakan memiliki luas ruangan yang cukup untuk satu orang dengan dua luggages dan pula multifungsi, dimana dapat digunakan oleh penyandang disabilitas, dan tentunya teknologi penyiraman-pembersihan canggih serta "sound-effect" otomatis yang menyamarkan "suara-suara" tidak mengenakan membuat para pelancong merasa lebih nyaman ketika mengerjakan "tugas" yang tertunda saat berada di udara. Perhatian Orang JepangYang harus diberikan jempol dari standar pelayanan di bandara ini (berlaku pula dengan bandara lainnya di Jepang) ialah petugas bandara yang sangat ramah. Tidak ada kesan jutek menyertai diri mereka, walaupun setengah muka mereka tertutupi masker, prinsip "omotenashi" tetap dilaksanakan pada prosedur keamanan mereka. Berbeda sekali dengan petugas-petugas bandara di beberapa negara yang terkesan sok galak, sebut saja Singapura. Hal yang membuat kagum ialah prinsip mereka yang juga sudi membantu para turis, dengan memanfaatkan teknologi yang mereka miliki, saat turis sampai di bagian imigrasi, mereka akan meng-scan sidik jari serta mata kita, sembari mereka memasukan data-data kedatangan turis, lalu dari semua data dan scan-an tersebut keluarlah sebuah barcode yang akan ditempelkan pada passport Anda, hal itu untuk memastikan para turis tidak perlu cemas akan berkas imigrasi mereka. Setibanya di pintu keluar, CNT disambut oleh banyaknya kameramen dan wartawan yang menyorot kami. Wah, berasa artis! Ya, tapi hal tersebut bukanlah bentuk dari "omotenashi" mereka (ya gak mungkin lah ya sampai segitunya), ya mungkin karena ada pejabat atau artis atau mungkin karena kasus ISIS dan Kenji Goto-Haruna Yukawa yang kala itu sedang bergejolak. Lupakan intermezzo di atas, namun yang sangat mengagumkan ialah setibanya kami di pintu keluar, para petugas bandara memberikan beberapa brosur nomor telepon darurat yang dapat dihubungi jika para pelancong luar negeri mengalami masalah saat berkelana di Jepang. Benar-benar mengagumkan, baru pertama kali CNT merasa diperhatikan se-detail-nya oleh negara lain. Ya, mungkin hal-hal diataslah yang dapat CNT ceritakan saat mendarat di Haneda. Bagaimana dengan toko-toko yang ada di Haneda? Berikut di bawah ini ialah cuplikan lengkapnya saat CNT hendak kembali ke Jakarta... TIAT Duty-FreeYa, duty-free di Haneda ini bernama TIAT Duty-Free, dimana TIAT ialah singkatan dari Tokyo International Air Terminal, alias nama lain dari bandara Haneda itu sendiri. Duty-free ini bisa ditemukan setelah kita melewati passport control hall. Apakah lengkap? CNT berani mengatakan sangat lengkap! Mengapa? Karena barang yang CNT telah cari selama dua minggu di daerah Kanto dan Hokkaido baru bisa didapatkan di duty-free ini. Mungkin Anda akan kaget mendengar barang yang CNT cari, yaitu randoseru (ランドセル), alias tas anak SD Jepang (lebih gampangnya, tasnya Nobita, Shizuka, dkk). Bagaimana tidak, sudah beberapa kali CNT bertanya-tanya di seluruh department-store di kawasan Shinjuku, Shibuya, dan Yurakucho dengan, "Randoseru wa arimasuka?", yang dengan kata lain, "Apakah disini ada randoseru?", namun jawaban yang mereka miliki iyalah, "Tidak". Namun, tidak dikira, Haneda menjual benda tersebut. Berbekal hasil menabung selama satu tahun, CNT sudah menyiapkan uang untuk membeli tas tersebut. Mungkin Anda bertanya-tanya mengapa randoseru bahkan dijual di bandara, ya, Jepang meng-klaim bahwa randoseru merupakan benda tradisional terpenting mereka, bahkan mereka memberi tanda "Japanese Traditional Handcrafted" pada rak randoseru sehingga membuat tas ini tidak murah. Harga yang ditawarkan dimulai dari 10,000-57,000 yen, namun harga tersebut menurut CNT sudahlah lebih murah dibandingkan dengan harga yang dijual di pasaran (harga didapatkan dari website Marui Department Store). Barang-barang lainnya yang dapat ditemukan di TIAT Duty-Free adalah cemilan-cemilan terkenal dari pelosok jepang (e.g. Royce, Tokyo Banana, Shiroi Koibito, Hiyako, dll), parfum, kosmetik, elektronik, hingga obat-obatan. Saran untuk Anda ialah, duty-free bandara-bandara di Jepang menawarkan harga yang jauh lebih murah dibandingkan negara lain sehingga amat sayang jika Anda melewatkannya. Setelah passport control, Anda juga dapat menemui Uniqlo, toko suvenir, bahkan kaos sepak bola yang diperjualbelikan. Edo KojiSalah satu spot terkenal di Haneda tiada lain ialah Edo Koji yang berlokasi di lantai 4 dari bandara Haneda, di area publik (sebelum passport control hall). Sebenarnya setelah dilihat-lihat, Edo Koji tidak seistimewa seperti yang digembar-gemborkan media. Rumah-rumah kayu dengan desain yang kerap dijumpai di Kyoto menjadi tempat bagi restoran, toko suvenir, toko buku, dsbnya bermukim. Dengan ukurannya yang kecil, Anda tetap dapat menemukan beragam pilihan makanan dan oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tanah air. Yang paling menarik bagi saya adalah, adanya Makanai, salah satu produk kosmetik yang memiliki banyak cabang di Jepang dan dapat ditemukan pula di Narita, salah satu produk terkenalnya adalah sabun konnyaku-nya yang konon akan membuat kulit Anda menjadi kenyal dan kesat. Sedangkan, restoran yang dapat kita dijumpai di Edo Koji ada Yoshinoya, MOS Burger, Cafetaria, dan sisanya adalah restoran yang menawarkan citarasa Jepang dengan harga yang sedikit menguras kantong. Akses Menuju dan Dari Haneda AirportNah, disini nih bagian termenarik! Jadi, di lantai 3 dari terminal internasional Haneda adalah wilayah kedatangan (departure lobby), yang letaknya tepat di utara dari pintu kedatangan turis. Berbagai layanan informasi wisata ditawarkan mulai dari brosur-brosur dan majalah wisata Jepang dengan beragam bahasa. Di ujungnya, terdapat akses menuju pusat Tokyo dengan dua pilihan, yaitu monorail atau Keikyu Line. Tepat disamping monorail, terdapat JR East Travel Service Center dimana Anda dapat menukarkan JR Pass menjadi tiket dan membeli Suica, yaitu kartu serbaguna yang dikeluarkan perusahaan JR untuk transportasi hampir di seluruh wilayah Jepang (bus, kereta, kapal, dll) dan berbelanja. Disini Anda juga dapat mendapatkan refund dari kartu Suica Anda. Walaupun bahasa Inggris petugas yang berjaga minim (sehingga dibutuhkan translator), namun tenang, keramahan mereka akan memudahkan kita dalam pengurusan JR Pass dan Suica. Nah, untuk menaiki monorail yang menghubungkan Haneda ke Hamamatsucho ini, Anda dapat membeli tiket satuan atau menggunakan Suica atau menggunakan JR Pass. Dari Hamamatsucho, kita dapat melanjutkan perjalanan dengan beberapa jalur kereta yang ada, salah satunya jalur yang terkenal, yaitu Yamanote Line. CNT saat itu lebih memilih monorail (¥490) karena lebih memudahkan akses untuk menuju Nippori, serta jika dihitung-hitung akan lebih murah jika diakumulasikan dengan tiket dari Hamamatsucho-Nippori.
Perjalanan dari Haneda International Airport menuju Hamamatsucho memakan waktu sekitar 15-20 menit, tergantung jenis moda yang digunakan, yaitu ada kereta lokal, Tokyo Monorail Rapid, dan Tokyo Monorail Haneda Express. Perbedaan terletak pada ada tidaknya pemberhentian di beberapa stasiun dan tentunya durasi perjalanannya, dimana Tokyo Monorail Haneda Express lebih cepat dan penggunanya memang yang memiliki keperluan di sekitar bandara sehingga lebih lenggang dibandingkan Tokyo Monorail Rapid (untuk mengetahui perbedaan antara ketiga pilihan tersebut, silahkan di buka link ini), atau jika Anda membutuhkan denah yang lebih jelas, dapat dilihat di sini.
0 Comments
Leave a Reply. |