Jadi ini nih restoran yang saya tunggu-tunggu, rasa excited untuk ke sini sudah muncul sejak dari Jakarta, mengapa? Pertama, saya sedang ngidam sate-satean, iga-igaan, dan steak; dan kedua, konsep restorannya itu seperti yang sering dijumpai di Jepang dan Korea (mungkin negara Asia Timur lainnya juga ya), yang barberkyu-nya langsung di meja pelanggan dan menggunakan arang, jadi saya bertekad tidak akan melewatkan makan malam di tempat ini, sampai-sampai saya memesan hotel yang letaknya tidak jauh dari Mouton Slice & Grill. Mouton Slice & Grill sendiri terletak di sekitaran Jl. Riau, jadi patokannya terus saja dari jejeran factory outlet dari Riau Junction (yang ada The Secret, Jessie James, dsbnya) menuju Sekolah Taruna Bakti, jalan saja terus sampai ketemu Taman Pramuka dan Iga Bakar Mas Giri di bagian kanan, gak sampai 2 detik akan ada Pizza Hut di sebelah kanan, dan langsung saja belok ke kanan (persimpangan Pedro). Mouton ini letaknya di sebelah kiri setelah belok di persimpangan tersebut, alias hampir di sebrang Pizza Hut. Bangunannya sendiri adalah tempat cuci mobil jika siang hari, namun disulap menjadi tempat makan pada malam hari. Ternyata di tempat yang sama, tidak hanya ada si Mouton, ada pula dua mobil VW Combi yang menjajakan makanan lain, seperti Tito's Truck yang menjual berbagai macam jenis roti bakar dan isi, serta Wild Wings yang menjual aneka chicken wings. Namun tidak perlu repot, pembelian dari ketiga kedai ini akan dijadikan satu bon. MakananKarena Mouton terkenal dengan kambingnya, kami memesan Single Lamb Chop (200 gr) yang sudah termasuk dua lamb chops dan satu nasi putih, Single Lamb Leg Slice (200 gr) yang terdiri dari irisan daging paha kambing dan satu nasi putih, Skewer Ox-Tongue (3 tusuk/porsi), Skewer Octopus (3 tusuk/porsi), dan Smore 'n Smore Duper (lebih kecil porsinya dibandingkan Super) dari Tito's Truck. Sebenarnya ingin sih memesan beef ribs, namun takut bosan karena sapi lagi-sapi lagi, belum lagi sudah makan iga sapi sebelumnya di Lawangwangi Cafe. Waktunya mengomentari! Pertama-tama saya mulai dari Smore 'n Smore Duper, ternyata menu ini adalah french toast yang dikasih coklat bubuk, wafer, marshmallow, dan kayu manis (cinnamon), rasanya?! tidak nyangka mirip roti yang dijual di Saint Cinnamon yang ada di mall-mall. Perbedaannya terletak di rotinya, kalau disini mereka kan menggunakan roti tawar, jadi tidak sekenyal di Saint Cinnamon, namun tetap ada sedikit rasa kenyal yang dikamuflasekan oleh marshmallow, jadi sedikit lengket-lengket gimana gitu. Walaupun campur-campur rasanya tidak norak, tetap ringan dan manisnya pas. Sekarang masuk ke makanan utamanya nih, yaitu si panggang-panggangan. Jadi pada prinsipnya, daging yang disediakan di meja pelanggan sudah dimasak terlebih dahulu, namun baru dalam tahap setengah matang sehingga yang perlu dilakukan saat di meja adalah membakarnya lagi hingga matang atau tingkat kematangan yang diinginkan. Pertama saya mulai dari skewer terlebih dahulu, yaitu Ox-Tongue (lidah sapi) dan Octopus (gurita). Untuk lidahnya sendiri pada setiap tusukannya diberikan potongan daun bawang, sedangkan untuk gurita selain ada daun bawang, adapula potongan paprika merah. Saya kurang suka dengan potongan lidahnya karena saya mengharapkan potongan kotak tebal agar bisa merasakan tekstur dan luluhan lemak dari lidah, jadi tidak terlalu terasa lidahnya. Untuk guritanya sendiri, enak nih, jadi potongannya tebal dan kenyal, namun tetap dapat dimakan dengan mudah, jadi tidak alot. Oh ya, selain itu setiap lidah dan gurita itu memiliki bumbu panggangan sendiri, jadi kita akan diberi bumbu dan kuas untuk mengoles. Bumbunya sendiri tipikal rasa jepang yang asin-asin teriyaki gitu. Oh iya, ada yang kelupaan lagi nih. Jadi saat makan panggang-panggangan disini, kita akan diberi tiga bumbu cocol daging secara cuma-cuma, yaitu kecap-rawit, nectarines, dan satu lagi saya kurang tahu namanya, tapi terbuat dari mentega yang ada manis-manisnya dengan aroma buah. Untuk bumbunya sendiri saya suka yang nectarines karena rasanya unik, jadi bentuknya bubuk sedikit kasar yang tentunya ada rasa buah peach-strawberi dan secara samar-samar ada rasa herbanya, jadi manis-asin dengan sentuhan jamu. Untuk kecap-rawit sendiri tidak saya sentuh he-he, sedangkan untuk mentega manis, saya jadikan olesan daging saat memanggang, dan ternyata rasanya lebih mantap dibandingkan tidak dioleskan. Untuk daging paha-nya sendiri ada sedikit bau kambing, dan ada daging yang empuk dan ada yang tidak empuk karena lemak yang mengumpul. Kalau makan daging yang empuk yang sudah dioleskan mentega, dan kemudian dicocol dengan nectarines, tentunya enak, sedap deh, ya tapi sebaliknya dengan daging yang tidak empuk. Kapan-kapan kalau kesini lagi saya ingin memesan yang signature lamb leg sih karena ukurannya lebih besar dan disusun seperti kambing guling, dan siapa tahu lebih nendang rasanya. Belum terpukau dengan menu yang dipesan, saya secara sengaja memutuskan untuk melahap lamb chop terakhir karena dagingnya terlihat sangat menggiurkan. Saya berulang kali mengoleskan margarin ke seluruh permukaan lamb chop dan memastikan olesannya terpanggang dan meresap ke daging. Akhirnya kurang-lebih 10 menitan, mulai saya letakan lamb chop tersebut ke piring dan terlihat tetesan sari daging kambing, dan waktunya memotong daging! Saat saya potong bagian yang menempel pada tulang, "Sreg!," langsung terpotong! Dagingnya empuk sekali, dan untuk memastikan keempukannya, saya masukan ke mulut, dan memang benar, daginya enak, empuk, dan tidak ada bau daging kambingnya, berbeda dengan lamb leg. Mungkin karena olesan mentega yang saya berikan, dagingnya juga ada manis-manisnya, belum lagi dicocolkan ke nectarines, jadi sedikit ada rasa-rasa kambing bakar Maroko. Benar-benar buat ketagihan, rasanya ingin pesan lamb chop-nya lagi, namun sudah mulai kenyang. KesimpulanKalau ditanya apakah saya akan kembali lagi ke Mouton, saya akan menjawab "Iya!". Mengapa? Karena saya masih penasaran dengan lamb leg signature, beef ribs, dan ingin makan lamb chop-nya lagi! Selain itu, juga ingin mencoba Wild Wings dan menu lain dari Tito's Truck sih he-he. Untuk harganya sendiri, sangat murah menurut saya karena kami makan sudah seperti membabi-buta hingga teman saya, Nadhira, kaget saat saya dan Gisa bilang belum kenyang-kenyang banget (kenyangnya pas, btw Nadhira hanya makan Smores 'n Smores karena dia tidak suka kambing). Dari pesanan tersebut, kami hanya menghabiskan Rp292.495 sudah termasuk pajak 10% dan biaya servis. Pelayanan disini juga tanggap, saat kami datang, langsung dihampiri, dipilihkan meja, dan diberikan menu. Oh ya terakhir, walaupun dikatakan tutup pukul 24.00 WIB, sebaiknya datang kesini maksimal pukul 23.00 WIB karena kemarin pada pukul 23.30 WIB kasirnya sudah tutup, meja-kursi sudah diangkat, dan mobil-mobil VW Combinya sudah siap bergerak pulang. Menu Mouton Slice & GrillMouton Slice & Grill
Jl. Gandapura No. 56 Telp. 0813-9427-4965 Jam Buka: 18.00-24.00 WIB Instagram : Mouton Slice & Grill, Tito's Truck, Wild Wings
1 Comment
|