Pantai Indah Kapuk (PIK) sudah menjadi destinasi baru bagi penikmat kuliner di Jakarta, dengan beragam inovasi cita rasa baru yang menarik hingga masyarakat tengah kota Jakarta berbondong untuk mencobanya. Sayangnya, mengunjungi PIK bukanlah perkara mudah bagi saya yang tinggal di daerah pusat Jakarta, yakni menemukan keramaian di hari libur, atau menemukan kemacetan pada waktu pulang dari arah PIK menuju Jakarta. Bersama sahabat saya, akhirnya kami memutuskan untuk memborbadir daerah ini dengan kekepoan terhadap lima tempat makan yang telah menjadi obsesi kami. Lima tempat sekaligus? Ya, terdengar gila dan rakus, namun hal ini cukup menjawab dari masalah efisiensi waktu dan tenaga yang terbesit pada paragraf pertama. Dari lima tempat yang kami sambangi, akhirnya tercipta peringkat yang patut menjadi rekomendasi Anda saat menyambangi PIK. Mari disimak! 1. Kabuto Mazesoba, Ruko Crown GolfKabuto Mazesoba menjadi perhentian pertama kami saat itu, dengan promosi yang cukup gencar dilakukan di media sosial seperti instagram, tempat ini menjadi sasaran saya karena menyediakan steak-don yang dipadupadakan dengan foie gras dan onsen tamago dengan harga yang lebih murah dari kompetitor lainnya. Langsung dengan sigap, kami serentak memilh menu yang sama, yaitu Kabuto-don. Oh ya, jika pada display buku menu, kabuto-don disajikan dengan jagung dan menma (rebung), nyatanya nanti hanya akan ada jagung dan menma (rebung) saja ya. Selain itu, kita juga dapat memilih tingkat kematangan dari steak-nya. Dibutuhkan pula waktu sekitar 15 menit untuk menunggu sajian ini dihidangkan. Disajikan dalam porsi yang pas, kabuto-don disajikan dengan nasi putih hangat yang takarannya pas untuk setiap topping yang ada di mangkuk. Saat itu saya memesan tingkat kematangan medium-rare untuk dagingnya, namun dengan steak yang memiliki ketebalan 0,5 cm, daging tetap disajikan sesuai tingkat kematangan pesanan saya. Dagingnya begitu empuk dengan saus steak asin-manis yang ringan tidak menutupi rasa daging, serta tidak membanjiri nasi putih. Foie grass-nya dipanaskan setiap sisinya hingga meninggalkan jejak panggangan, terasa begitu lembut dengan pori-pori hati angsa yang tertutup, disajikan dengan potongan yang cukup besar menunjukan tempat makan ini tidak pelit untuk berbagi foie grass. Selain kedua topping mewah tersebut, bawang putih goreng (ninniku) milik Kabuto Mazesoba memiliki citarasa yang berbeda dari ninniku restoran Jepang lain, begitu renyah, tidak pahit, dan seperti memiliki rasa sedikit asin yang unik. Setelah icip-icip setiap topping, baru saya berani mencampurkan onsen tamago dengan setiap "makhluk" di mangkuk tersebut, wah, benar-benar kenikmatan yang luar biasa, semuanya memiliki kombinasi rasa yang memukau, ninniku yang begitu saya sukai menambah cita rasa lebih dengan kriuk yang dimilikinya. Saya terlalu fokus melahap kabuto-don dengan sumpit hingga tidak ada jejak yang tersisa di mangkuk saya. Untuk menutupi kesempurnannya, sebenarnya miso-shiru akan menjadi kerabat yang sangat pas untuk makanan ini, namun saya hanya sedang pelit untuk mengeluarkan tambahan Rp10.000,00 he-he. Porsinya sangat luar biasa pas, dan menurut saya tambahan topping lainnya hanya akan merusak cita rasa orisinal dari panganan ini. Kabuto Mazesoba Ruko Crown Golf, Blok B No. 2, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Instagram: @kabutomazesoba 2. Kamakura Japanese Cafe, Ruko Garden HouseIni dia, salah satu tempat makan yang sudah lama saya incar! Kamakura Japanese Cafe merupakan kafe yang menyediakan panganan yoshoku, yaitu istilah untuk panganan barat yang diberi sentuhan Jepang (Japanized form of western food). Kamakura gencar mempromosikan berbagai pasta dan dessert khas Jepang, beberapa menu unggulannya adalah mentaiko pasta, fluffy pancake yang saat ini sedang digandrungi di Jepang, dan kakigori (es serut dengan sirup). Saya memesan Sailor Style Mentaiko Pasta, yaitu spaghetti yang dimasak dengan mentaiko (telur ikan kod yang telah dibumbui garam dan lada), butter, krim, yang diberi panganan laut seperti udang, cumi, dan kerang hijau, lalu dibubuhi tobiko (telur ikan terbang) dan nori. Anda sendiri dapat memesan banyaknya pasta berdasarkan porsi, yakni small (50 gram), medium (70 gram), large (100 gr), atau extra-large (120 gram), untuk ukuran large dan extra-large masing-masing akan dikenakan biaya tambahan Rp5.000,00 dan Rp10.000,00. Spaghetti-nya dimasak secara al dente, dengan butiran-butiran mentaiko yang bercampur dengan krim, kemudian terhelat pula adanya butiran dan rasa keju parmesan pada spaghetti tersebut, awalnya saya merasa sedikit tawar, namun semenjak tobiko dan nori ikut dicampurkan, rasanya semakin tajam namun tetap ringan khas-masakan Jepang, teman saya juga setuju menu ini semakin enak setelah dipelintirkan beberapa kali. Bagaimana dengan porsinya? Ya, porsi medium yang saya pesan bahkan cukup untuk dua orang. Untuk dessert, saya memesan Kamakura Style Matcha Pancake, yaitu fluffy pancake rasa matcha, yang diberi an (kacang merah), dan es krim yang dibalut dengan krim dari ubi. Saya amat menyukai panekuk ini, dengan kesan sedikit "lengket" di lidah, menunjukan adanya kepadatan yang lembut namun tetap ringan, berbeda dengan panekuk Del'immo Patisserie di AEON Mall, Serpong, yang panekuk-nya lebih berongga dan airy. Saya yang tidak menyukai an pun dibuat jatuh hati dengan an restoran ini karena manis yang diberikan wajar, tidak semanis an yang sering saya temukan baik di Jepang maupun tempat lain di Jakarta. Percampuran antara panekuk matcha, an, es krim vanila, dan krim ubi pada menu ini amatlah menyenangkan, kombinasi keempatnya tidak memberikan manis yang berlebihan, sangatlah nyaman dan tidak berat, tipikal dessert Jepang. Jika kurang manis, Anda dapat membaluri panekuk dengan sirup mapel yang disuguhkan pada piring. Dengan terik matahari yang cukup panas pada hari itu, tentunya amatlah sia-sia jika saya melewatkan kakigori, kali ini yang dipesan adalah Strawberry Pinky Milk, yaitu es serut yang disirami susu lalu dibaluri sirup stroberi-susu, es serut yang digunakan adalah es serut salju, dengan rasa krim dari susu yang tidak manis, lalu rasa manis-asam diberikan dari stroberi-susu yang menjadi penyegar dan pelepas dahaga untuk siang yang terik saat itu. Kamakura Japanese Cafe Ruko Garden House, Blok A No. 10, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Instagram: @kamakura_pik Website: http://kamakurapik.com 3. Gosho-ya, Rukan EmeraldRekomendasi terakhir dari lima tempat makan yang dikunjungi adalah Gosho-ya, restoran dengan konsep izakaya ini cukup menarik hati saya karena tampak seperti restoran Jepang otentik. Dari luar dekornya amatlah Jepang dengan material kayu dan batu. Area restoran ini terbagi menjadi area outdoor, smoking dan non-smoking, bar, serta horigotatsu dengan dapur yang menghadap langsung area bar. Saat itu, kami memesan Sashimi Combo yang terdiri dari sake (salmon), maguro (tuna): akami dan otoro, amaebi (udang Alaska), dan hotate (scallop). Untuk sake, akami maguro, dan hotate-nya standar, bukanlah yang terbaik di Jakarta, namun otoro maguro dan amaebi-nya amatlah nikmat. Otoro-nya memiliki potongan yang tebal dengan sisi datar-padat tanpa disertai maserasi, begitu dilahap serat dari dagingnya mulai terurai yang secara perlahan menguraikan lemak dan rasa mineral dari tuna tersebut. Amaebi-nya berukuran cukup besar, tanpa bau amis sama sekali, begitu lembut saat dimakan dan tentunya manis. Untuk Kakifurai, menurut saya bukanlah yang terbaik dan tidak didamping saus tartar, melainkan hanya saus plum (bahan dasar saus okonomiyaki atau takoyaki), ukuran tiramnya memang lebih besar dari kebanyakan tempat makan lainnya, namun bagian perut dan jantungnya yang menjadi sumber citarasa tiram tidak menonjol, yang dapat saya acungi jempol adalah adonan dan teknik menggorengnya yang begitu rapih, halus, renyah, dan berwarna kuning-keemasan. Takoyaki yang saya pesan terdiri sebanyak enam buah, takoyakinya juga standar, potongannya tidak begitu terasa, namun adonannya begitu padat, dapat dikatakan tidak ada bagian kopong yang saya temukan pada takoyaki tersebut. Dari tulisan ini mungkin bisa dikatakan tempat makan ini tidak terlalu memukau saya, bukan karena kurang enak, mungkin karena saya cukup sering terpapar dengan beragam restoran Jepang otentik yang ada di pusat Jakarta. Namun, teman saya yang jarang mengunjungi restoran Jepang otentik manaruh Gosho-ya pada peringkat dua sehingga menempatkan Kamakura pada peringkat tiga dari perjalanan ini. Harus saya akui sashimi-nya amatlah segar, dan salah satu tempat makan Jepang otentik yang bisa saya temui di daerah PIK, mungkin jika saya mengunjungi tempat ini untuk kedua kalinya, saya akan lebih fokus pada sashimi atau kaisen-don yang mereka tawarkan. Tidak Terlalu Menjadi RekomendasiLalu, apa saja dua tempat makan yang tersisa? Saya dan rekan saya mengunjungi PIK Avenue untuk mencicipi Kibo dan Pokinometry yang terletak di Foodtown Dotonburi (lantai 2), yaitu foodcourt yang khusus menyediakan beragam restoran dengan citarasa Jepang. Kibo, PIK AvenueKibo, salah satu molten cheese cake yang banyak tampil di home instagram saya ini amatlah terkenal, bahkan mendapatkan rating yang amat bagus di situs zomato. Jangan tertipu dengan ukuran cheesecake mini-nya, ternyata ukurannya tidak kecil lho, diameternya mencapai 5-6 cm, jadi jika dengan ukuran seperti itu sudah terlalu besar, Anda lebih baik membeli kue mini-nya secara satuan saja. Kami memesan rasa original dan matcha, kue ini terbagi atas tiga lapisan, yakni sponge-cheese custard-sponge. Menurut saya sendiri, custard-nya terlalu manis dan sponge-nya terlalu airy sehingga saat dimakan tekstur sponge cake-nya cepat menghilang. Saya sendiri memang lebih menyukai baked cheese tart ketimbang fluffy cheese cake, sehingga saya lebih memilih Pablo dan Hokkaido Baked Cheese Tart ketimbang fluffy cheese cake yang ada di pasaran. pOKINOMETRY, pik aVENUESatu lagi tempat makan terbaru di Foodtown Dotonburi PIK Avenue, yaitu Pokinometry, yang menyajikan menu kekinian, Poke Bowl. Tidak puas dengan Kibo, akhirnya saya mencoba porsi kecil sekaligus icip-icip yang mereka tawarkan, yaitu Tuna Poke Temaki. Berbentuk sushi temaki, poke tuna disajikan dengan lumuran mayones pedas yang begitu banyak, padahal saya tidak memesan khusus dengan mayones, pelayan juga tidak menanyakan, sehingga saya menggagap sudah menjadi standar mereka menyajikan menu seperti itu. Sayangnya, mayones begitu mendominasi sehingga saya tidak dapat merasakan tuna dan saus rendaman poke-nya, padahal mereka memberikan potongan tuna yang cukup besar.
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
July 2017
Categories
All
|