Bagi anda yang akan menonton konser Arashi (live) di hari keesokannya, saya sarankan untuk tidak mengaplikasikan hal yang saya lakukan, dijamin konser menjadi tidak terlalu menarik he-he Namun, artikel ini tetap dapat disimak :D IntroJauh hari saat masih di Jakarta, saya sudah membulatkan tekad dengan matang untuk membeli concert goods Japonism pada hari kedua presale pada malam hari dan dilanjutkan mengintip latihan (rehearsal) Arashi dari pintu akses Nagoya Dome, mengingat saya tidak punya tiket konser dan sudah pasrah dengan nasib tiket yang dijual di ticket.co.jp. Selesai puas dengan borongan concert goods, pada pukul 19.30, dari venue penjualan concert goods, saya menuju ke Gate 1 Nagoya Dome untuk melihat situasi rehearsal konser. Di Gate 1 tampak hanya beberapa fans sedang berfoto bersama dengan barang-barang yang mereka beli dengan latar belakang Nagoya Dome. Selain itu, terdapat pula stand yang menjual DVD dan CD Arashi original, baik dari album hingga drama yang dimainkan oleh anggota Arashi. Saya berdiri hampir 30 menit kebingungan memikirkan apa yang harus saya lakukan, akhirnya saya memutuskan untuk menonton cuplikan konser Popcorn yang sedang diputar di stand tersebut sambil melihat gelagat anak SMP yang sangat girang dengan uchiwa dan zekkochocho!!!! light yang baru diperoleh. Saat itu saya hampir memutuskan untuk pulang ke rumah karena ada rasa kurang percaya diri yang sulit dijelaskan, beberapa kali saya melapor ke orang tua dan teman di Jakarta mengatakan akan segera menuju stasiun untuk pulang. Namun, karena mungkin sudah menyimpan niat sejak lama dan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang mungkin tidak datang lagi di masa depan, saya memantapkan pikiran dengan memutari Nagoya Dome, melewati setiap gate yang ada sambil menikmati angin musim gugur yang semakin malam semakin dingin, sambil berharap saya dapat menemukan gate dengan tirai yang terbuka sehingga dapat mengintip ke dalam dome. Akhirnya saya menginjakan kaki di Gate 24, kira-kira saat itu menunjukan pukul 20.00, tirai yang menutupi akses ke dalam dome sedikit terbuka pada bagian kirinya, lalu saya melihat ada seorang anak perempuan dengan seragam SMP berdiri seperti menge-tag tempat di depan pintu kaca pembatas yang terkunci. Saya memilih untuk menempatkan diri saya di Gate 24, dan berpikir, "Mungkin bisa jadi ini rezeki saya untuk dapat berada di kejauhan 300 meter dari Sho dan Aiba". Saya memilih duduk di bangku permanen yang melingkari Nagoya Dome. Di samping kiri saya ada seorang ibu rumah tangga yang ternyata merupakan ibu dari gadis SMP tersebut, dan di sebelah kanan saya ada ibu dan anak dengan tampilan menawan. Huntungnya saya masih memiliki bento yang saya beli di stasiun Nagoya tadi pagi sebelum berangkat ke Takayama, akhirnya saya memutuskan untuk menghabiskan bento tersebut. Tidak lama setelah saya menghabiskan bento, gadis SMP tersebut memanggil ibunya, menandakan dirinya mendengar sesuatu dari balik pintu kaca tersebut. Yang ikut memanggil saya untuk mendekati pintu kaca dan perlahan mulai menempelkan kuping ke sela-sela pintu dan pipi ke kaca, "Apakah saya akan mendengar sesuatu?", saya berharap cemas. Dari Celoteh Ohno Hingga Melihat Aiba TerbangSaya, gadis SMP dan ibunya, serta beberapa anak SMP yang baru ikut mengumpul di Gate 24 sudah siap dengan apapun yang akan kami dengar dalam jangka waktu kedepan. Seketika, saya mulai heboh sendiri karena mendengar sedikit suara dari dalam dome, lalu tidak ada apa-apa, kami yang ada di depan pintu kaca tertawa seketika, menertawakan kegirangan masing-masing dari kami. Tiba-tiba terdengar intro salah satu lagu yang sangat tidak asing bagi saya, yaitu "Sakura", sontak saya menyaut dan mengatakan, "Sakura! Sakura!", seketika kami semua berlompat kegirangan di tempat diiringi teriakan malu-malu. Hal tersebut membawa ibu dan anak tampilan menawan loncat dari bangku menghampiri pintu kaca sembari ikut menguping dari sela-sela pintu. Tidak hanya itu, saya dan ibu gadis SMP memiliki kebiasaan yang sama, saat "Sakura" dinyanyikan, saya langsung bergegas membuka notes di telepon genggam saya, sedangkan ibu tersebut membuka kertas memo, tujuan kami sama, yaitu menuliskan daftar lagu yang dinyanyikan Arashi saat rehearsal secara berurutan. Berbeda dengan ibunya, gadis SMP tersebut menyiapkan alat perekam, dirinya merekam rehearsal Arashi dari awal hingga akhir. Setelah "Sakura" selesai dinyanyikan, "Miyabi-Night" dari album Japonism mulai dikumandangkan, ternyata formasi kali ini sedikit berbeda dari konser Digitalian pada 2014 lalu, kali ini urutan lagu yang ditampilkan bercampuran, antara album lama dengan album Japonism. Selama menguping dan mengintip, terkadang saya menutupkan mata sembari membayangkan diri saya berada di dalam dome dipadu-padankan dengan gemerlap cahaya di dalamnya, dan menghayati suara para personil masing-masing. Suara mereka sama sekali mirip seperti di CD dan performa pada acara musik, perasaan saya sangat bahagia saat itu karena jika dipikir-pikir saya berada tidak jauh dari mereka, hanya saja saya tidak dapat melihat wajah dan baju yang mereka kenakan saat itu. Namun, ternyata saya hanya butuh waktu saja. Setelah "Rolling Days" yang dibawakan oleh Sho dikumandangkan, tiba waktunya "Mr. Funk" dikumandangkan oleh Aiba, yang juga merupakan lagu solo yang paling saya suka di album Japonism. Tidak tahu mengapa, saya memiliki firasat akan ada yang berbeda dari penampilan Aiba kali ini, akhirnya saya mulai melepaskan kuping saya dari sela-sela pintu, dan mengarahkan kedua mata saya menuju tirai yang sedikit terbuka, tiba-tiba.... YA! Saya ternyata masih diberikan kesempatan untuk melihat Aiba secara langsung! Dirinya mengenakan kaos putih dan celana panjang hitam bergelantungan dengan kain putih, saya berteriak ke sekitar agar "teman-teman baru" saya segera melihat aksi yang diperlihatkan Aiba. Melihat Aiba yang sedikit keserimpet dengan kain putih yang menggantungnya, belum lagi melihat kepala dan badan terbuang ke bawah dan kaki yang bergelantungan ke atas, kami sontak berteriak, "Aiba!!! Abunai, abunai!", terutama ibu dari gadis SMP dan seorang wanita paruh baya yang menampakan kekhawatiran mereka pada kondisi Aiba. Beberapa anggota Arashi juga kerap berceloteh sedikit, namun yang paling sering saya dengar adalah Ohno, ya saya tidak mengerti sih apa yang dia katakan, namun rasanya sangat menyenangkan he-he. Namun, ada satu lagu yang sangat ditunggu-tunggu oleh fans-fans di sekitar saya, yaitu "Funky". Bagaimana tidak, mereka telah membeli zekkochocho!!!! light dan mempersiapkan koreografi yang memang sudah diumumkan di situs Johnny's untuk dihafalkan. Lagu "Funky" dinyanyikan setelah "Mr. Funk" milik Aiba, sontak ibu dan anak dengan tampilan menawan dan ibu dari gadis SMP tersebut berbaris meragakan tarian yang sudah mereka hafalkan, membuat saya gemas dengan mereka (mohon maaf videonya tidak bisa di-rotate). Oh ya! Ada satu hal lagi yang saya salut dari panitia. Beberapa kali staf konser dan satpam mondar-mandir di dalam stadium, melewati pintu kaca alias melihat kegilaan kami di depan pintu, namun tidak sekalipun mereka mengusir kami, mereka mencuekan kami dan membiarkan kami menikmati performa gratis tersebut, sungguh baik sekali ya?! Nah, karena kereta terakhir menuju tempat tinggal saya ialah pukul 00.06 (dari stasiun Sakae menuju stasiun Nagoya), akhirnya pada pukul 22.45 saya memutuskan untuk pulang. Hal tersebut saya putuskan setelah lagu "Believe" dan selama 15 menit lebih tidak ada suara dari dalam dome. Daripada saya harus ketinggalan kereta terakhir dan mengeluarkan uang mencapai sejuta untuk naik taksi dari Nagoya Dome ke Taikou-dori, lebih baik saya merelakan beberapa lagu yang belum dikumandangkan, lagipula sudah 26 lagu yang dinyanyikan. Akhirnya saya berpamitan pada gadis SMP dan pasangan ibu-anak berpenampilan menawan (karena dari pengamatan saya, walaupun tidak saling kenal, setiap fans saling berpamitan jika ingin pulang, jadi saya ikut-ikut deh). Komentar Mengenai Fans Arashi yang Saya TemuiHal unik yang saya dapatkan selama menguping dan mengintip rehearsal Arashi ialah dapat mengenal fans Arashi secara individu. Saya melihat mereka begitu "gila". Sebagai contoh bisa saya buat daftarnya nih...
Dan yang paling penting adalah, percakapan yang terbentuk hanya untuk membahas Arashi dari orang-orang yang tidak saling kenal ini. Ya, memang kebiasaan di Jepang yang orang-orangnya suka mengobrol. Saya yang tidak bisa bahasa Jepang pun diajak mengobrol oleh ibu dari gadis SMP tersebut. Mereka sepertinya keheranan kenapa ada orang asing tiba-tiba muncul pada malam itu, dirinya menanyakan saya berasal dari mana, saya jawab saja dari Indonesia. Sang ibu sontak terkejut sambil sedikit menutupi mulut dengan tangannya. Saking tidak percayanya, dia menanyakan kembali apakah saya orang Indonesia yang tinggal di Jepang atau sengaja dari Indonesia terbang ke Jepang khusus Arashi, dan saya jawab saja yang pilihan terakhir, walaupun ada alasan lain mengapa saya di Jepang (bukan karena Arashi saja hey!), namun karena keterbatasan kata-kata yang saya miliki, saya tidak dapat menyampaikannya. Ibu tersebut sangat terkaget-kaget, hingga menanyakan, "Apakah Arashi terkenal hingga Indonesia?", lalu saya menjawab, "Iya, sangat terkenal. Bahkan kami memiliki grup fans Arashi di Indonesia, seperti I no Arashi dan ArashIndo," sang ibu dan anak SMP-nya ternyata benar-benar kaget dengan "keajaiban" tersebut he-he. Mulai dari situ, beberapa kali kami kerap melontarkan pendapat dan mulai tidak canggung untuk bertanya-tanya. Tidak hanya itu, kami juga berbagi cemilan. Saat para anggota Arashi sedang beristirahat, biasanya kami menghabiskan waktu dengan saling bercengkerama, tiba-tiba pasangan ibu dan anak berpenampilan menawan memberikan saya dan gadis SMP (berhubung ibu dari si gadis sudah pulang duluan ke rumah) coklat Meiji untuk cemilan di malam hari itu, betapa terharunya saya! Seringkali pula, Arashi dapat dijadikan bahasan utama saat sedang bertemu orang yang tidak dikenal. Beberapa kali saya mengalaminya, seperti saat saya sedang menaiki ropeway menuju Gunung Misen di Miyajima, karena satu kali jalan ropeway harus berisikan minimal 4 orang, saya menaiki ropeway bersama pasangan orang tua selama 10 menit. Untuk mengusir rasa "krik-krik", kami saling berbincang, dan saya mengatakan saja setelah dari Hiroshima saya akan menuju Nagoya untuk menonton Arashi, seketika pasangan tersebut langsung tertawa dan menunjukan ketertarikan, dan bercerita mereka pernah menonton konser Arashi dan menekankan saya wajib datang karena konsernya sangat seru, belum lagi sang istri sangat menyukai Sakurai Sho, sama seperti saya he-he. Cerita lain, saya juga jadi berkenalan dengan Barbara, fans dari Italia, perkenalan kami bermula saat saya sedang membereskan koper, sepertinya Barbara melihat isi koper saya yang penuh dengan uchiwa dan warna-warna Japonism sehingga dirinya menanyakan, "Apakah kamu fans Arashi? Saya fans Arashi dan saya sedang bersiap-siap untuk menonton hari ini", dari percakapan awal tersebut akhirnya kami mengobrol panjang lebar hingga bertukar media sosial, walaupun hingga saat ini dirinya belum meng-add saya di facebook he-he. Sebagai kesimpulan, saya amat menyarankan Anda sekalian, terutama bagi yang tidak memiliki tiket konser, untuk merasakan pengalaman menguping dan mengintip rehearsal konser Arashi. Rasanya sangat luar biasa menyenangkan, anda bisa mengetahui lebih dulu performa yang akan disajikan oleh Arashi saat konser dan dapat bercengkrama dengan fans-fans Arashi lainnya secara lebih dekat. Namun, tentu ada kerugiannya, pada saat kembali untuk menguping dan mengintip saat konser diadakan, anda tidak akan begitu excited karena sudah mengetahui segalanya, belum lagi urutan lagu yang dinyanyikan sama, yang berbeda ialah pada konser mereka bercakap-cakap (kalau bisa bahasa Jepang ya beruntung, ya tapi kalau saya mah tidak mengerti atuh) dan ada atmosfer gemerlap yang ditunjukan dari dalam dome.
0 Comments
Leave a Reply. |
ArchivesCategories
All
|